Penyuluhan dan Tanggapan Mengenai Tingkat Kusuburan
DOI:
https://doi.org/10.56467/bbm.v2i2.325Keywords:
kesehatan reproduksi, infertilitas, focus group discussionAbstract
Pendahuluan, Infertilitas memiliki beberapa definisi yang seringkali digunakan dalam berbagai konteks yang berbeda (Rutstein and Shah, 2004). Definisi infertilitas secara klinis menurut World Health Organization (WHO) adalah ketidakmampuan pasangan untuk memperoleh kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi (Zegers-Hochschild et al., 2009). Definisi klinis ini digunakan untuk deteksi dini dan kepentingan terapi pada infertilitas. Definisi tersebut didasarkan pada riwayat medis seseorang sebelumnya dan tes diagnostik yang menunjang secara klinis untuk menentukan terapi sesuai indikasi. Definisi infertilitas secara klinis dapat digunakan untuk memantau kasus infertilitas, tetapi kurang tepat jika digunakan sebagai istilah dalam studi populasi. Oleh karena itu, secara demografis istilah infertilitas diartikan sebagai ketidakmampuan wanita dalam usia reproduksinya untuk memperoleh kelahiran hidup dalam kurun waktu 5 tahun dalam situasi yang mendukung kehamilan (Mascarenhas et al., 2012; „WHO | Infertility definitions and terminology‟, 2016). Pada definisi ini, kelahiran bayi yang hidup menjadi tolak ukur dalam penentuan infertilitas. Periode 5 tahun yang digunakan dalam istilah ini mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk hamil dan melahirkan (Rutstein and Shah, 2004; Mascarenhas et al., 2012). Selain itu juga membantu menyingkirkan halhal yang tidak dilaporkan tetapi memengaruhi infertilitas, seperti periode abstinensia seksual setelah melahirkan, amenorea karena menyusui dan perpisahan sementara antar pasangan (Mascarenhas et al., 2012).Metode yang digunakan adalah Focus Group Discussion (FGD), meliputi pemberian informasi, dan implementasi FGD. Hasil menunjukkan bahwa masih adanya perbedaan pandangan masyarakat kaitan infertilitas yang disertai penyakit keganasan, masih adanya faktor budaya dan gender yang membedakan pendapat masyarakat, masih perlunya pemahaman dan dukungan yang penting dari keluarga dan masyarakat sekitar tentang infertilitas. Simpulan masih perlu sekali peningkatan pemahaman bagi masyarakat dengan sering diberikan pendidikan kesehatan dan edukasi,serta diperlukan media edukasi yang menarik, sehingga masyarakat lebih paham kaitan infertilitas yang disertai penyakit keganasan.