Pengenalan Kegawatdaruratan pada Bayi, Balita, dan Anak di Kelurahan Lembang Kabupaten Majene

Authors

  • Nurfadilah Nurfadilah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene
  • Sri Aryati Artha Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene
  • Hastuti Hastuti Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Majene

DOI:

https://doi.org/10.56467/bbm.v2i2.326

Keywords:

Gawat Darurat, Anak, Diare, Kejang, Tersedak

Abstract

Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini merupakan momok terbesar bagi seorang bidan dalam melaksanakan pelayanan kebidanan. MDGs 2015 telah menetapkan target untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup serta Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Sebenarnya kematian ibu dan bayi ini dapat dicegah melalui deteksi dini terjadinya kasus serta rujukan yang cepat dan tepat untuk setiap kasus kegawatdaruratan pada maternal dan neonatal. Pada fase ini, bayi baru lahir sangat rentan terhadap gangguan kesehatan dikarenakan adanya proses adaptasi dari intrauterin ke ekstrauterin serta daya tahan tubuh yang masih rendah(Feri & Oktaviani, 2021). Gawat darurat adalah keadaan di mana seseorang memerlukan pertolongan segera karena tidak mendapatkan pertolongan pertama dapat mengancam nyawanya atau menyebabkan kecacatan permanen(Gaol et al., 2024). Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba, seringkali merupakan kejadian yang berbahaya (Dorlan, 2011). Kegawatdaruratan dapat juga didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamatkan jiwa/nyawa (Campbell, 2000). Metode, Pre-test pengetahuan tentang penanganan awal kegawatdaruratan pada bayi, balita, dan anak dilakukan sebelum kegiatan dimulai. Kemudian, dengan menggunakan lembar observasi, pendidikan kesehatan diberikan melalui presentasi PowerPoint dan demonstrasi penanganan awal kegawatdaruratan pada bayi, balita, dan anak di depan responden. Hasil pretest pengetahuan ibu menunjukkan empat ibu (25%) memiliki pengetahuan yang baik dan dua belas ibu (75%) memiliki pengetahuan yang kurang. Kebanyakan pertanyaan tentang pertolongan pertama dan pencegahan.Kesimpulan, kegiatan edukasi tentang penanganan awal kegawatdaruratan untuk bayi, balita, dan anak-anak telah berhasil meningkatkan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menangani situasi darurat pada anak-anak

Downloads

Published

2024-11-29