Kejadian Stunting di Wilayah Sulawesi Barat
DOI:
https://doi.org/10.56467/jptk.v7i2.232Keywords:
Stunting, Sulawesi BaratAbstract
Salah satu target Sustainable Developmen Goals (SDGs) adalah masalah stunting yang menjadi tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu untuk menghilangkan kelaparan dan semua jenis malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan dengan mengurangi tingkat stunting menjadi 40% pada tahun 2025. Kekurangan gizi dapat menyebabkan stunting, terutama selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penelitian ini menggunakan metode literature review, menggabungkan inti sari, dan menganalisis data dari beberapa sumber ilmiah yang akurat sesuai data kejadian stunting di Wilayah Sulawesi Barat. Stunting dapat menghambat pertumbuhan fisik, perkembangan mental, dan status kesehatan anak. Stunting juga terkait dengan peningkatan kerentanan anak terhadap beberapa penyakit baik menular maupun tidak menular. Risiko stunting dapat berasal dari anak atau ibu. Peran ibu sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Peran ibu sangat memengaruhi kondisi gizi balita, terutama selama periode sebelum kehamilan dan setelah melahirkan.
References
Annur, C.M. (2022). Prevalensi Balita Stunting Provinsi Sulawesi Barat Menurut Kabupaten Kota. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/10/peringkat-dua-tertinggi-nasional-ini-daftar-prevalensi-balita-stunting
Ardian D & Utami, E. D. (2020). Pengaruh karakteristik demografi terhadap kejadian stunting pada balita di Provinsi Sulawesi Barat . Seminar Nasional Official Statistics 2020: Statistics in the New Normal: A Challenge of Big Data and Official Statistics
Kemenkes RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. In Journal Of Chemical Information and Modeling (Vol 53). (Vol. 53). https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Kemenkes RI. (2017). Buku pedoman penatalaksaanan pemberian tablet tambah darah. https://ayosehat.kemkes.go.id/buku-pedoman-penatalaksanaan-pemberian-tablet-tambah-darah
Kementerian Sekretaria Negara RI. (2023). Perkawinan anak marak prevalensi stunting Sulawesi Barat naik. https://stunting.go.id/perkawinan-anak-marak-prevalensi-stunting-Sulawesi Barat-naik/
Kemenko. (2019). Kemenko PMK Bergerak Bersama 19 KL di Sulawesi Barat Dalam Upaya Percepatan Penurunan Stunting. https://www.kemenkopmk.go.id/kemenko-pmk-bergerak-bersama-19-kl-di-sulawesi-barat-dalam-upaya-percepatan-penurunan-stunting
Khalid, S. H, dkk. (2022). Persepsi masyarakat mengenai penyebab dan dampak stunting di Kabupaten Majene 2020. Jurnal Of Muslim Commonity Healt (JMCH). Vol 3 No 4. https://doi.org/10.52103/jmch.v3i4.1177
Nurbaya, dkk. (2023). Kontribusi PERSAGI Sulawesi Barat dalam Grebek Stunting di Mamuju. Poltekita : Jurnal Pengabdian Masyarakat. Voi 4 No 1. https://doi.org/10.33860/pjpm.v4i1.1785
Sherly. (2024). Anemia bisa sebabkan stunting, perlu penanganan serius karena 1 dari 4 remaja puteri menderita anemia. https://www.ui.ac.id/anemia-bisa-sebabkan-stunting-perlu-penanganan-serius-karena-1-dari-4-remaja-putri-menderita-anemia/
Tarmizi, S.N. (2023). Prevalensi Stunting di Indonesia Turun Ke 21,6% dari 24,4 %. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20230125/3142280/prevalensi-stunting-di-indonesia-turun-ke-216-dari-244/
Theresia D. (2020).. Hubungan jumlah kunjuang ke Posyandu dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Amplas. Jurnal Keperawatan Priorty. Vol 23. No 2. http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.p hp/jukep/article/view/958.
Yeni, W & Elfrindi. (2022). Faktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Kota Padang Panjang Tahun 2022. Jurnal Rumpun Ilmu Kesehatan, 2(2), 35-45
Yuliani E, dkk. (2018). Determinan kejadian stunting pada balita usia 25-60 bulan di Kabupaten Majene. Journal Of Health, Education and Literacy (J-Health) https://ojs.unsulbar.ac.id/index.php/j-healt/